ANGGARAN
DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
(YAYASAN
SILATURAHMI)
“SILATURAHMI”
Alamat : Jl. Iskandarmuda No. RT 002/02
Kelurahan Mekarsari Kecamatan Neglasari
Kota Tangerang
Email : yayasan.silaturahmi@yahoo.co.id
ANGGARAN
DASAR
NAMA
DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal
1
Lembaga ini bernama “(
YAYASAN SILATURAHMI )” untuk selanjutnya disebut Yayasan bertempat
kedudukan di Jalan Iskandar Muda No. ,
Kel. Mekarsari, Kec. Neglasari, Kota Tangerang
15129 dan bilamana dipandang perlu dapat membuka cabang-cabang atau
perwakilan-perwakilannya ditempat lain, baik didalam maupun diluar wilayah
Negara Republik Indonesia, berdasarkan keputusan pengurus dengan persetujuan
pembina.
WAKTU
DAN LAMANYA BERDIRI
Pasal
2
Lembaga ini berdiri pada hari Senin
Tanggal Dua Puluh Oktober Tahun Dua Ribu
Empat Belas pada Pukul 16.35 WIB (enam belas lewat tiga puluh lima menit waktu
indonesia barat ), dan didirikan untuk
waktu yang telah ditentukan lamanya.
AZAS
DAN TUJUAN
Pasal
3
Yayasan ini berazaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan maksud ialah : sebagai sarana untuk
berpastisipasi dalam pembangunan, khususnya dalam menggali dan
mengembangkan sumber daya manusia (suprastruktur). Adapun tujuan dari Lembaga
ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan Masyarakat
tentang berbagai kebijakan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
serta Sumber Daya Manusia (SDM) melalui usaha-usaha yang teratur, terencana dan
berkesinambungan.
KEGIATAN
Pasal
4
Untuk mencapai maksud dan tujuan
seperti yang tercantum dalam pasal 3 diatas, Lembaga ini
menjalankan usaha-usaha diantaranya :
1. Dalam
bidang sosial yang meliputi :
a.
Mendirikan dan / atau mengelola kursus atau pelatihan yang memperkuat
demokratisasi dan partisipasi masyarakat dalam mengambil ikut mengevaluasi
kebijakan publik;
b.
Mendirikan dan / atau mengelola lembaga pendidikan non formal yang meliputi :
-
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
-
Pendidikan Demokrasi
-
Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja
-
Serta Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan wacana masyarakat terkait kebijakan public.
c. Menyelenggarakan
Panti Asuhan,Panti Jompo dan Panti Weda;
d. Mendirikan Rumah Sakit,Poliklinik dan
Laboratorium;
e. Melakukan Penelitian dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi;
f. Melakukan Pembinaan dalam sarana Olahraga;
g.
Study banding dibidang pengetahuan dan teknologi.
2. Dalam
bidang kemanusiaan yang meliputi:
a. Memberi bantuan kepada korban bencana alam
seperti : banjir,tanah longsor,gunung meletus dan sebagainya;
b. Memberi bantuan kepada pengungsi akibat
perang;
c. Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir
miskin dan gelandangan;
d. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah
singgah dan rumah duka;
e. Memberikan perlindungan konsumen;
f. Melestarikan lingkungan hidup.
3. Dalam
bidang Keagamaan Meliputi :
a. Mendirikan dan menyelenggarakan sarana
ibadah;
b.
Mendirikan pendidikan agama
pondok pesantren dan madrasah;
c. Meningkatkan pemahaman keagamaan;
d.
Menerima dan menyalurkan amal,
zakat, infaq dan sadakah;
e. Menyelenggarakan bimbingan manisik untuk
ibadah haji dan umroh;
f. Study banding tentang keagamaan.
KEKAYAAN
Pasal
5
Kekayaan Lembaga diperolah dari :
1. Modal
Pangkal sebesar Rp. 25.000.000.00 (Dua Puluh Lima Juta Rupaih).
2.
Pemberian, sumbangan–sumbangan yang tidak mengikat dari badan–badan pemerintah
maupun swasta dan perorangan.
3. Warisan,
hibah, hibah wasiat dan wakaf.
4. Perolehan
yang lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Lembaga dan/atau
peraturan Undang-undang yang berlaku.
5. Semua
kekayaan Lembaga harus dipergunakan untuk mencapai dan tujuan Lembaga.
ORGAN
YAYASAN
Pasal
6
Lembaga mempunyai organ yang terdiri
dari Pembina, Pengawas dan Pengurus. Pengurus ini terdiri
dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Orang Koordinator (tergantung
kebutuhan), semuanya diangkat oleh Dewan Pembina untuk waktu yang ditentukan
selama-lamanya 5 tahun dan dapat dipilih kembali.
PEMBINA
Pasal
7
1. Pembina
adalah organ Lembaga yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada
pengurus atau pengawas.
2. Pembina
terdiri dari seorang atau lebih anggota pembina.
3. Dalam hal
terdapat lebih dari seorang anggota, maka seorang diantaranya diangkat sebagai
Pembina.
4. Yang
dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah perseorangan sebagai pendiri
Lembaga dan/atau mereka yang berdasarkan keputusan Rapat Anggota Pembina
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan.
5. Anggota
Pembina tidak diberi gaji dan /atau tunjangan oleh Lembaga.
6. Dalam hal
Lembaga oleh karena sebap apapun tidak mempunyai anggota Pembina, maka dalam
waktu Tiga Puluh hari sejak terjadinya kekosongan tersebut wajib diangkat
anggota Pembina berdasarkan keputusan Rapat Gabungan Anggota Pengawas dan
Anggota Pengurus.
7. Seorang
anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Lembaga paling lambat Tig Puluh
hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Pasal
8
1. Masa
Jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya.
2. Jabatan
anggota pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota Pembina
tersebut :
a.
Meninggal dunia.
b.
Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana diatur dalam
pasal 7 ayat 7.
c.
Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d.
Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat.
e.
Dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu penetapan pengadilan.
3. Dilarang
untuk menjadi anggota pembina berdasar peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
TUGAS
DAN WEWENANG PEMBINA
Pasal
9
1. Pembina
berwenang bertindak untuk dan atas nama pembina.
2.
Kewenangan pembina meliputi :
a.
keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar.
b.
Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota Pengawas.
c.
Penetapan kebijakan umum Lembaga berdasarkan Anggaran Dasar Lembaga.
d.
Pengesahan Program Kerja dan rancangan anggaran tahunan Lembaga.
e.
Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran Lembaga.
f.
Pengesahan laporan tahunan.
g.
Penunjukan likuidator dalam hal Lembaga dibubarkan.
3. Dalam hal
hanya ada seorang anggota Pembina, maka segala tugas dan wewenagn yang
diberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina berlaku pula baginya.
PENGURUS
Pasal
10
1. Pengurus
adalah organ Lembaga yang melaksanakan kepengurusan Lembaga yang
sekurang-kurangnya terdiri dari :
a.
Seorang Ketua.
b.
Seorang Sekretaris.
c.
Seorang Bendahara.
2. Dalam hal
diangkat lebih 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat
menjadi Ketua Umum.
3. Dalam hal
diangkat lebih 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya
diangkat menjadi Sekretaris Umum.
4. Dalam hal
diangkat lebih 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya
diangkat menjadi Bendahara Umum.
KEANGGOTAAN
PENGURUS
Pasal 11
Keangotaan Pengurus berakhir karena:
1. Meniggal
dunia.
2.
Mengundurkan diri.
3. Bersalah
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4.
Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina.
5. Masa
Jabatan berakhir.
6. Tidak
aktif secara berturut turut 1 (satu) tahun.
Bila terdapat suatu lowongan dalam
susunan pengurusan, maka Pembina berhak mengisi lowoangan tersebut.
TUGAS
DAN WEWENANG PENGURUS
Pasal
12
1. Pengurus
bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Lembaga untuk kepentingan Lembaga.
2. Pengurus
wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Lembaga untuk
disahkan pembina.
3. Pengurus
berhak mewakili Lembaga di dalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan
kejadian dengan persetujuan dari Pembina.
4. Pengurus
tidak berwenang mewakili Lembaga dalam hal mengikat Lembaga sebagai penjamin
utang, membebani Kekayaan Lembaga demi kepentingan lain.
PENGAWAS
Pasal
13
1. Pengawas
adalah organ Lembaga yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasihat
kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Lembaga.
2. Pengawas
terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.
3. Dalam hal
diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka 1 (satu) orang di antaranya
dapat diangkat seagi Ketua Pengawas.
KEANGGOTAAN
PENGAWAS
Pasal
14
Jabatan Pengawas berakhir apabila :
1. Meninggal
Dunia.
2.
Mengundurkan Diri.
3. Bersalah
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahu.
4.
Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina.
5. Masa
Jabatan berakhir.
TUGAS
DAN WEWENANG PENGAWAS
Pasal 15
1. Pengawas
wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas Pengawas
untuk kepentingan Lembaga.
2. Ketua
Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama
Pengawas.
3. Pengawas
berwenang memeriksa dokumen, pembukuan dan memasuki bangunan halaman atau
tempat yang dipergunakan Lembaga.
4.
Mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Pengurus dan memberi peringatan
kepada pengurus.
RAPAT-RAPAT
Pasal 16
Rapat Lembaga terdiri dari rapat
pembina, rapat pengurus, rapat pengawas, dan rapat gabungan.
a. Rapat Pembina :
1. Rapat
pembina diadakan paling lambat sedikit sekali dalam satu tahun, paling lambat
dalam waktu lima bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan.
2. Panggilan
rapat pembina dilakukan oleh pembina secara langsung, atau melalui surat dengan
mendapat tanda terima, paling lambat tujuh hari sebelum rapat diadakan dengan
tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
3. Rapat
pembina dipimpin oleh ketua pembina, dan jika ketua pembina tidak hadir atau
berhalangan, maka rapat pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh
dan dari anggota pembina yang hadir.
4. Setiap rapat
pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatngani oleh ketua dan sekretaris
rapat.
b. Rapat Pengurus :
1. Rapat
pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas atau pembina.
2. Panggilan
rapat pengurus dilakukan leh pengurus yang berhak memwakili pengurus.
3. Rapat
pengurus diadakan ditempat kedudukan Lembaga atau ditempat kegiatan Lembaga.
4. Rapat
pengurus dipimpin oleh ketua umum.
5. Apabila
ketua berhalangan hadir, maka rapat pengurus dipimpin oleh seorang anggota
pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang hadir.
c. Rapat Pengawas :
1. Rapat
pengawas dapat dilakukan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan
tertulis dari seorang atau lebih pengawas atau pembina.
2. Rapat
pengawas diadakan ditempat kedudukan Lembagaatau ditempat kegiatan Lembaga.
3. Rapat
pengawas dipimpin oleh ketua pengawas.
4. Apabila
ketua pengawas berhalangan hadir, maka rapat pengawas akan dipimpin oleh salah
seorang pengawas yang dipilih oleh dan dari pengawas yang hadir.
d. Rapat Gabungan :
1. Rapat
gabungan adalah rapat yang didakan oleh pengurus dan pengawas untuk mengangkat
pembina.
2. Rapat
gabungan diadakan paling lambat 30 hari terhitung sejak Lembaga tidak lagi
mempunyai pembina.
3.
Pemanggilan rapat dilakukan oleh pengurus.
4. Rapat
gabungan dipimpin oleh ketua pengurus, apabila ketua berhalangan maka pimpinan
rapat dipimpin oleh ketua pengawas.
5. Apabila keduanya
tidak hadir maka, rapat gabungan dipimpin oleh pengurus atau pengawas yang
pilih oleh dan dari pengurus dan pengawas yang hadir.
PEMBUKUAN
DAN PERTANGGUNG JAWAB
Pasal
17
Tahun buku Lembaga adalah tahun
almanak. Pembina diwajibkan membuat pembukuan yang tertib dan rapi mengenai
Lembaga ini, sedangkan neraca tahunan harus disahkan oleh Rapat Pembina.
PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR
Pasal
18
Perubahan anggaran Dasar Lembaga
dapat dilakukan atas Keputusan Rapat Pembina Pleno yang khusus diadakan untuk
keperluan itu dan keputusan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
anggota Dewan Pengurus yang hadir.
PEMBUBARAN
Pasal
19
Pembubaran Lembaga ini hanya dapat
dilakukan atas dasar keputusan Rapat Dewan Pengurus yang sengaja diadakan untuk
keperluan itu dan dihadiri sedikitnya ¾ dari anggota penggurus
serta disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari jumlah anggota penggurus yang
hadir, sedangkan keputusan diambil atas dasar musyawarah dan mufakat, dan
penyelesaian likuidasi dilakukan oleh para anggota Dewan Pengurus, kecuali
rapat pembubaran menentukan lain. Jika setelah likuidasi masih ada sisa
kekayaan, maka sisa kekayaan Lembaga tersebut harus diberikan kepada badan yang
mempunyai tujuan dengan Yasyasan ini atau kepada badan sosial lain yang disetujui
oleh rapat pembubaran.
PENUTUP
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur atau
kurang lengkap diatur dalam anggaran Dasar ini dapat diputus oleh Dewan
Pengurus dan apabila dianggap perlu dapat diatur dalam Aturan Rumah Tangga atau
Peraturan lain yang tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
BAB
I
KEANGGOTAAN
DAN SATUAN ANGGOTA
Pasal
1
KEANGGOTAAN
Untuk menjadi anggota Yayasan
Silaturahmi harus memenuhi ketentuan–ketentuan sebagai berikut :
1. Warga
Negara Indonesia.
2.
Menyatakan diri secara sukarela menjadi anggota.
3.
Ditetapkan dan disahkan oleh Dewan Pembina.
Pasal
2
SATUAN
ANGGOTA
Anggota Yayasan Silaturahmi terdiri dari :
1. Anggota
biasa, yaitu semua anggota Yayasan Silaturahmi yang memenuhi ketentuan
pasal 1.
2. Anggota
luar biasa yaitu simpatisan dan para purna anggota Yayasan Silaturahmi.
3. Anggota
kehormatan, yaitu para cendekiawan dan mereka yang dianggap telah berjasa kepada
Yayasan Silaturahmi dan pengembangan masyarakat
umumnya.
BAB
II
KEWAJIBAN
DAN HAK ANGGOTA
Pasal
3
KEWAJIABAN
ANGGOTA
1. Anggota
Biasa :
a.
Menghayati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lembaga.
b. Mentaati
dan memenuhi seluruh keputusan lembaga.
c. Melaksanakan
dan memperjuangkan seluruh keputusan lembaga
d. Membela
kepentingan lembaga, manakala ada hal-hal yang akan merugikan nama baik
lembaga.
e. Membayar
iuran secara aktif.
2. Anggota
luar biasa dan anggota kehormatan :
Mempunyai kewajiban yang sama dengan
anggota biasa lainnya kecuali ayat 1.e.
Pasal
4
HAK
ANGGOTA
1. Anggota
biasa berhak untuk :
a.
Memperoleh perlakuan dan pelayanan yang sama dari lembaga.
b.
Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul dan saran-saran.
c. Mempunyai
hak dipilih dan memilih.
d.
Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidkan dan latihan, penataran, bimbingna
dan ketermapilan dalam berorganisasi.
e. Hak-hak
lain yang akan ditentukan dalam peraturan Organisasi.
2. Anggota luar
biasa dan anggota kehormatan :
Mempunyai hak yang sama dengna
anggota biasa kecuali nayat 1.c, 1.d, dan 1.e.
BAB
III
KEHILANGAN
KEANGGOTAAN, SKORSING DAN PEMBERHENTIAN
Pasal
5
1. Anggota
kehilangan keanggotaannya karena :
a. Meniggal
Dunia.
b. Atas
permintaan sendiri secara tertulis.
c.
Diberhentikan.
2. Anggota
dapat skorsing atau diberhentikan apabila :
a. Bertindak
bertentangan dengan AD/ART lembaga.
b. Bertindak
merugikan atau mencemarkan nama baik lembaga.
3. Keputusan
Skorsing atau pemberhentian hanya dapat dilakukan dengan peringatan terlebih
dahulu, kecuali mengenai hal-hal yang luar biasa.
4. Anggota
yang terkena tindakan skorsing atau pemberhentian dapat membela diri pada forum
musyawarah yang diadakan untuk itu.
BAB
IV
KEDUDUKAN,
TUGAS, WEWENANG PESERTA & WAKTU RAPAT-RAPAT
Pasal
6
RAPAT
PEMBINA PLENO
1. Memegang
kekuasaan tertinggi dalam lembaga.
2.
Menetapkan dan merubah AD/ART, Program kerja dan rekomendasi-rekomendasi
prinsipil.
3. Menilai
pertanggungjawaban pengurus.
4. Memilih
dan menetapkan susunan pengurus melalui pemilihan formatur.
5. Memilih
dan menetapkan Dewan Pembina.
6.
Menetapkan rapat Dewan Pengurus berikutnya.
7. Rapat
Dewan Pengurus Pleno diadakan sekali dalam lima tahun.
8. Rapat
Dewan Pengurus Pleno dihadiri oleh anggota–anggota Dewan Pengurus.
9. Rapat
Dewan Pengurus Pleno dianggap sah apabila dihadiri oleh setengah bagian anggota
Dewan Pengurus.
Pasal
7
RAPAT
TAHUNAN
1.
Mengadakan penilaian tehadap pelaksanaan program umum dan menetapkan
pelaksanaan selanjutnya.
2. Rapat
tahunan diselenggarakan sedikitnya 1 kali dalam satu tahun.
3.
Sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari setengah bahagian angota Dewan
Pengurus.
Pasal
8
RAPAT
KERJA PENGURUS
1.
Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program kerja dan menetapkan
pelaksanaan selanjutnya.
2.
Diselenggarakan sedikitnya sekali dalam tiga bulan.
BAB
V
HAK
BICARA DAN HAK SUARA
Pasal
9
Hak bicara dan hak suara peserta
rapat adalah :
1. Hak
bicara hakekatnya menjadi hak perorangan yang penggunaannya diatur oleh peserta
rapat.
2. Hak suara
anggota dipergunakan dalam pengambilan keputusdan pada sasarnya dimiliki oleh
peserta.
BAB
VI
SUSUNAN
PENGURUS
Pasal
10
1. Dewan
Pengurus Lembaga adalah badan tertinggi lembaga.
2. Komposisi
Dewan Pengurus Lembaga adalah :
PEMBINA
Ketua
: JAMALUDIN
Anggota : 1.
2.
PENGAWAS
Ketua
: LIM IN
Anggota
: 1.
2.
PENGURUS
Ketua
: YAYAT HIDAYAT
Sekretaris
: UBAI DILLAH
Bendahara
: CACAN SUHENDRA
DIVISI – DIVISI :
Koord. Divisi
Diklat
: 1.
2.
Koord. Divisi
Litbang
: 1.
2.
Koord. Divisi Perencanaan
Program : 1.
2.
Koord. Divisi
Advokasi
: 1.
2.
Koord. Divisi Pengembangan SDM
: 1.
2.
Koord. Divisi Humas dan Lembaga
: 1.
2.
BAB
VII
KEUANGAN
DAN KEKAYAAN
Pasal
11
1. Iuaran
anggota diatur dalam peraturan lembaga.
2. Hak-hak
yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran dari dan untuk lembaga wajib
dipertanggungjawabkan dalam forum-forum yang akan ditentukan dalam peraturan
lembaga.
BAB
VIII
PEMBENTUKAN
BADAN DAN LEMBGA BARU ATAU CABANG BARU
Pasal
12
1. Pembentukan
Badan dan Lembaga baru atau Cabang baru dalam rangka pelaksanaan program
dimungkinkan sejauh tidak menyimpang dan bertentangan dengan AD/ART lembaga.
2.
Pembentukan Badan dan lembaga atau cabang sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal
12 tidak boleh menyebapkan timbulnya timpang tindih fungsi, wewenang dan
tanggungjawab dalam tubuh lembaga.
BAB
IX
PENYEMPURNAAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal
13
1. Dewan
Pengurus melalui rapat khusus membicarakan penyempurnaan ART yang selanjutnya
dipertanggungjawabkan kepada rapat Dewan Pengurus Pleno berikutnya.
2.
Penyempurnaan ART hanya dilakukan dalam rapat Pengurus Pleno.
BAB
X
PENUTUP
Pasal
14
1. Hal-hal
yang belum diatur ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam
peraturan lembaga.
2. Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan
Di : Tangerang
Pada
Tanggal : 20
Oktober 2014
DEWAN
PEMBINA
Ketua
JAMALUDIN